Minggu, 03 Oktober 2010

Say No To Dynasty

Fuuuhhh, Provinsi tempatku hidup menjadi warganya saat ini sedang ulang tahun. Ulang tahun yang ke sepuluh. Aku bukan warga asli sini, hidup disini juga baru 6 tahun. Tapi sebagai warga yang juga mencintai tempat ia tinggal aku yang bukan siapa-siapa ini mau ikut bersuara. Walau tiada yang kan mendengar dan juga tiada yang peduli.

Kasus korupsi, kemiskinan, masalah kesehatan warga miskin, entah apalagi namanya mewarnai perjalanan Provinsi ini. Belum lagi trik-trik politik yang mau melanggengkan satu dinasti tertentu. Fuuuhhh!
Aku bukan politisi yang paham seluk beluk permasalahan, juga bukan pengamat politik yang ngerti arus jaman. Hanya seorang warga yang mempunyai harapan bahwa pemerintah akan lebih peduli pada rakyatnya. Bukan golongan dan kroni-kroninya.

Nulis soal politik aku tak bisa banyak berujar, karena memang referensi yang kurang. Berharap pada mahasiswa juga sudah bukan jaman agaknya. Entah kemana perginya gelombang perjuangan itu. Aku, yang dulu sempat bersama mereka, kini pun merasa telah kesepian. Tak seperti cerita sang abang yang dulu terinjak, dianiaya, demi menuarakan nurani sang jelata. Juga tak seperti cerita sang teteh yang dulu berhadapan golok dan jawara untuk berkata "tegakkan keadilan!!".

Hufff....mengenang masa silam tiada berguna. Kawan, aku rindu kalian. Rindu saat-saat kita berkumpul merancang aksi massa. Mengumpulkan kawan-kawan dari penjuru kota. Memakai atribut, bendera dan spanduk-spanduk kecaman. Aku rindu, sangat merindukan saat-saat indah itu. Aku rindu saat dimana merasa diri bak pejuang. Walau nyatanya aku mungkin hanya pejuang kesiangan..hahahahahaha..

Kawan, aku rindu kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar